Selasa, 22 Maret 2016

Story-Plot: Bad Cat

Ini adalah cerita versi full dari karakter-karakter yang saya buat waktu lalu. Selamat membaca!

. . .

“Meeeoong... Meeooong...”

Windy mencari-cari sesuatu yang memancing rasa ibanya. Mendekati semak-semak di bawah pohon jambu, suara melengking itu semakin keras. Sesuatu yang amat ringkih perlahan menampakkan diri dari balik pohon. Ia sendirian, mata kirinya tertutup, dan ia sedikit menjauh dengan gerakan kaki yang tertatih-tatih.

“Rene, rene, Pus...” Windy mendekat dan mengulur tangannya, mengelus lembut kepala hingga perut makhluk kurus kecil itu.

“Bu, boleh ndak? Kasihan matanya.” dilemparnya pandangan memelas pada seorang wanita di belakangnya. Wanita itu tersenyum dan mengangguk.


. . .

Praaaaaang.

“Kucing gak tahu diri! Sudah diurus, dikasih makan, masih saja nyolong!” teriak Bu Wuri kepada Ren yang lagi-lagi ketahuan mencuri ikan di warung makannya.

Ren berlari sekencang mungkin menghindari lemparan tutup panci Bu Wuri. 4 tahun sudah Ren tinggal bersama Windy dan ibunya, Bu Wuri. “Keluarga yang hangat,” batinnya. Meskipun sering marah karena kenakalannya, Bu wuri masih mau menerima kehadiran Ren di rumah, tidak seperti di masa lalu yang dibuang karena ketidaksempurnaannya.


Di perjalanan melarikan diri dari tutup panci, ia diculik paksa sesosok lelaki misterius. Lelaki itu adalah Dr. Koels, yang sedang mencari korban untuk percobaan temuan terbarunya. Dr. Koels menjanjikan kepada Ren bahwa penemuannya itu dapat menyembuhkan kebutaannya, bahkan menjadikannya sangat kuat. Disuntiknya serum berwarna biru itu ke tulang belakang Ren, hingga Ren bereaksi menggeliat-menggeliat dan kejang. Namun percobaan itu gagal. Ren memang berubah menjadi seukuran manusia, namun kebutaannya tidak sembuh. Parahnya lagi, kaki kirinya tidak tumbuh membesar seukuran manusia, melainkan masih seukuran kaki kucing asli, sehingga tidak dapat digunakan, dan Ren sekarang hanya mempunyai satu kaki yang berfungsi dengan baik.


Melihat keadaannya sekarang, Ren mengamuk sejadi-jadinya dan menghancurkan seluruh isi laboratorium Dr. Koels dengan si dokter terkubur hidup-hidup di dalamnya. Ren kabur, emosinya memuncak mengingat semua perlakuan buruk yang diterimanya dari manusia-manusia jahat selama ini. Ia memutuskan untuk membantai semua manusia di seluruh kota yang berlaku semena-mena kepada hewan sepertinya. Satu-persatu manusia dicakar, dikuliti, diputus kepalanya, hingga dikoyak perutnya. 


Hingga terlihat Windi dari kejauhan, dengan ekspresi tidak percaya melihat kucing kesayangannya berubah menjadi monster. Mereka bertatapan. Lalu muncul gambaran-gambaran flashback masa lalu di pikiran Ren, tentang betapa bahagianya ia bersama keluarga Windi. Ren terdiam, luluh. Lalu tiba-tiba Dr. Koels yang dikiranya mati, muncul dan mengambil Windi di saat Ren lengah. Ia membawa sebuah suntikan di tangan kirinya yang tersembunyi di balik punggung. Bu Wuri yang melihat kejadian itu langsung berteriak histeris. Putrinya terlibat di dalam sesuatu yang berbahaya, pikirnya.


“Kembalikan Windy, dan kembalikan aku seperti semula, manusia laknat!” teriak Ren, sambil meregangkan cakarnya dan mengambil ancang-ancang menyergap si dokter.

"Kau telah menghancurkan laboratoriumku, jerih payahku selama ini! Sekarang rasakan bagaimana rasanya kehilangan sesuatu yang kau upayakan seumur hidupmu!" balas Dr. Koels dengan amat marah sambil ia mendekap erat Windy agar tak kabur dan mendekatkan suntikan di tangan kirinya ke leher Windy.


Ren yang menahan amarahnya sedari tadi, tak berpikir panjang langsung menyergap Dr. Koels, namun ia kalah cepat. Dr. Koels telah menancapkan suntikannya ke leher Windy. Windy terbujur kaku, sudah tidak bergerak. Pandangan riang di mata Windy sudah tidak tampak. Ren murka. Cakar di kedua tangannya merucing, siap mencabik-cabik sosok jahat di depannya.

Diterjangnya Dr. Koels. Cakar tajamnya menembus dada si dokter, Ren kalap dan merobek jantungnya, menariknya keluar dari rongga dada. Sang dokter terbelalak, kaku. Bu Wuri histeris melihat semua keanehan ini. Windy, putri satu-satunya, telah meninggalkannya. Kucingnya Ren berubah menjadi monster mengerikan, yang telah membunuh orang-orang. Bu Wuri masih tercengang seolah tak percaya dengan apa yang ia lihat. Bu Wuri, kini, sendiri.

Sementara Ren, dengan segala kekacauannya, berlari menjauh, meninggalkan semua yang di belakangnya. Ia bertekad untuk menghabisi semua manusia yang jahat kepada hewan. Ia sekarang adalah monster pembantai, sekaligus pahlawan, bagi kucing dan hewan-hewan yang diperlakukan kejam oleh makhluk bernama "manusia".

FIN~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar